Tuesday, November 7, 2017

Cerita Lucu: Si Cepot Pergi Ke Kota

CERITAKU: Suatu hari Cepot bosan tinggal di kampung halamannya yang jauh dari kehidupan modern. Dia pun berpikir untuk pergi ke kota , alasannya yaitu Cepot sebelumnya belum pernah sama sekali melihat kota. Sebelum pergi , Cepot menyiapkan dulu persiapan termasuk minta izin sama ayahnya terlebih dahulu.

"Pa , Cepot mau minta izin bapa?" kata Cepot.
"Emangnya kau mau pergi kemana nak?" jawab ayahnya.
"Cepot mau pergi ke kota , Cepot pengen sekali melihat bagaimana kota itu ," jawab Cepot.
"Owh , kalau begitu silahkan saja nak , pergilah ke kota carilah pengalaman sebanyak yang mampu didapatkan ," jawab Ayahnya.

ilustrasi
Cepot pun merasa bahagia alasannya yaitu dapat izin dari ayahnya. Sebelum berangkat , ayah Cepot menitipkan sebuah pesan penting kepada Cepot , ini pesannya.

"Nak sebelum kau pergi , ingatlah perkataan bapa ini! Pertama , jikalau kau melihat benda yang berwarna kuning , itu yaitu buldozer. Kedua , jikalau kau melihat benda yang berwarna hitam , itu yaitu dodol jenis makanan yang manis. Dan yang ketiga , jikalau kau melihat benda yang berwarna putih , itu yaitu rokok. Kamu harus ingat tiga pesan bapa ini jikalau kau melihatnya nanti di kota ," kata Ayahnya kepada Cepot.

Dengan semangat Cepot pun mengingat pesan ayahnya itu dan eksklusif pergi ke kota dengan riang gembira. Perjalanan jauh pun ia tempuh tanpa rasa lelah hingga karenanya ia tiba di kota.

Cepot yang gres pertama kalinya melihat kota merasa absurd dan takjub melihat gedung-gedung tinggi dan kendaraan di mana-mana. Dengan gembira Cepot melanjutkan perjalanannya mentelusuri seluruh kota. Dalam perjalanannya Cepot melihat jembatan yang sangat besar dengan di bawah jembatan itu yaitu sungai yang besar juga.

Cepot pun eksklusif melihat ke sungai sempurna di bawah jembatan besar itu , hingga ia melihat benda berwarna kuning terapung-apung di sungai itu. Lantas Cepot pun ingat perkataan ayahnya yang pertama itu. "Jika kau melihat benda berwarna kuning , itu yaitu buldozer ," perkataan ayahnya dalam ingatan Cepot.

"Owh jadi itu yah buldozer , mahir yah mampu terapung di atas sungai ," kata Cepot dalam hatinya. Hingga Cepot pun menganggap benda kuning terapung itu benar-benar buldozer padahal kotoran insan hehehe.

Setelah menikmati sungai di jembatan itu , Cepot eksklusif melanjutkan ekspedisinya di kota besar itu. Dalam perjalanannya , Cepot banyak melihat pedagang-pedagang di pinggir jalan. Hingga karenanya ia melihat seorang pedagang arang. Cepot pun eksklusif menghampirinya , dan berniat membeli arang itu.

Lagi-lagi Cepot teringat pesan ayahnya yang kedua , "Jika kau melihat benda berwarna hitam , itu yaitu dodol jenis makanan yang manis dan enak". Karena ingin sekali mencoba dodol , Cepot pun membeli arang itu kepada sang pedagang.

"Pa berapa harga satu dodolnya?" kata si Cepot.
"Dodol? Ini bukan dodol nak , tapi ini arang ," kata si pedagang sambil kebingungan.
"KATA AYAH SAYA INI BENDA BERWARNA HITAM ADALAH DODOL...DODOL....." kata si Cepot sambil membentak dan marah.

Si pedagang kebingungan dan merasa takut , lantas ia pun tidak punya pilihan lain. Dan menjual arang itu kepada Cepot. Si Cepot merasa lapar melihat arang yang ia anggap dodol itu , kemudian memakannya. Dan apa yang terjadi buaknnya rasa manis dan lembut , melainkan rasa pahit dan keras yang si Cepot rasakan.

"Kok dodolnya absurd , katanya manis , ah si bapa bohong nih ," kata si Cepot sambil kesal dengan ekspresi dan gigi berubah jadi warna hitam.

Namun , si Cepot tetap melanjutkan perjalanannya dan melihat seorang penjual petasan korek. Si Cepot eksklusif menghampiri penjual petasan itu dan teringat kembali pesan ayahnya yang ketiga , "Jika kau melihat benda berwarna putih itu yaitu rokok".

"Pak , boleh beli rokoknya?" kata si Cepot kepada penjual petasan.
"Rokok?? Ini bukan rokok nak tapi ini petasan ," kata si penjual sambil kebingungan.
"KATA AYAH SAYA INI BENDA BERWARNA PUTIH ADALAH ROKOK...ROKOK..." kata si Cepot sambil membentak dan marah.

Si penjual sangat kebingungan dan merasa takut , ia pun tidak punya pilihan lain dan menjual petasan itu kepada si Cepot. Kemudian si Cepot eksklusif menempatkan petasan yang ia anggap rokok itu di mulutnya dan mulai menyalakan petasan tersebut.

Dan apa yang terjadi , petasan itu meledak sempurna di dalam mulutnya. Si Cepot merasa kaget dan sakit , kok rokok mampu meledak. Untungnya saja si Cepot hanya menerima luka dibagian ekspresi saja , tapi sayang , giginya tinggal tersisa tiga lagi. Salah satu dari tiga gigi yang tersisi sudah hampir copot , dan ia memutuskan untuk pergi ke dokter gigi untuk mencabut giginya yang hampir copot itu.

"Pak Dokter mampu copotkan gigi saya yang hampir copot ini ," kata si Cepot.
"Silahkan nak , duduklah , nanti saya akan cabut giginya ," jawab Pak Dokter.

Akhirnya salah satu gigi si Cepot berhasil dicopot dan hanya tinggal tersisa dua gigi dalam ekspresi si Cepot. Dia tetap merasa kesal alasannya yaitu pesan ayahnya , giginya tinggal dua lagi.

"Pak Dokter berapa biayanya?" tanya si Cepot.
"Owh , Anda sangat beruntung kebetulan hari ini ada diskon , jadi harganya cuma Rp 500 ," jawab Pak Dokter. Kemudian Cepot pun menawarkan uang Rp 1.000 kepada Pak Dokter.
"Aduh maaf nak , ga ada kembaliannya , jadi gimana nih? kata Pak Dokter kebingungan.
"Ya udah pak biar uangnya pas , copot aja gigi saya satu lagi , kan impas." jawab si Cepot dengan bangga.

Hingga karenanya perjalan si Cepot malah berujung sial dan sekarang gigi si Cepot hanya tinggal tersisa satu lagi sempurna di bab tengah.

CERITA oleh: