![]() |
Paul Alexander |
Paul Alexander sudah menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di dalam paru-paru besi selama 60 tahun lamanya. Sewaktu kecil , ia sudah menderita penyakit polio parah yang membuatnya harus bertahan hidup dengan mengandalkan paru-paru besi.
Saat berusia 6 tahun , Alexander mengalami lumpuh total sebab penyakitnya itu. Paru-parunya berhenti bekerja , sehingga ia harus dimasukkan ke dalam paru-paru besi kalau ingin tetap hidup. Setidaknya ia sudah tinggal dalam alat tersebut selama 60 tahun lamanya.
Kehidupan yang dijalani Alexander tidaklah seindah orang lain. Pria yang sekarang sudah berusia 67 tahun itu hanya bisa menggerakan kepala , ekspresi dan lehernya saja , sementara tubuhnya hanya bisa terbaring selama lebih dari setengah abad. Meskipun demikian , ia tak pernah putus asa menjalani kehidupan ini.
Lelaki asal Dallas , Texas itu merupakan salah satu dari tujuh orang di Amerika Serikat yang hidup dalam paru-paru-besi. Walaupun tak bisa berbuat banyak , ia yaitu seorang pengacara yang sukses.
Dia mengaku pernah melarikan diri dari paru-paru besi selama beberapa jam. Dia harus mencar ilmu cara bernafas menyerupai orang lain , tapi tak semudah itu. Alexander hanya bisa sementara keluar dari paru-paru besi , dan setelah itu ia harus kembali.
Terkadang , Alexander juga kesal hidup dalam paru-paru besi. Namun , ia berterima kasih kepada alat tersebut dikarenakan telah membuatnya hidup hingga sekarang semenjak pertama kali masuk di tahun 1930-an.
"Ini yaitu sangkar saya , tapi ini juga kepompong saya ," katanya.
Kehidupan Alexander dalam paru-paru besi sangatlah sulit dijalani. Dia tetap mencicipi rasa sakit pada episode tubuhnya , dan juga lelah ketika bernafas. Ia juga menjalai home-schooling , sebab rasa ingin tahunya sangatlah besar.
Dia bisa menulis dengan mulutnya dan menggerakannya dengan menggunakan otot leher. Dengan tekad pantang mengalah yang dimilikinya , Alexander bisa lulus dari SMA dan diterima di Southern Methodist University di Dallas dan University of Texas di Austin.
Tak hanya itu , ia juga mendapat beasiswa dari tempatnya berkuliah , sehingga ia mendapat perawat gratis. Setelah menjalani beberapa tahun berkuliah , Alexander lulus dengan gelar sarjana hukum.
Dia kemudian membuka praktek swasta yang menangani sesuatu perihal hukum keluarga untuk kasus keuangan. Dengan dukungan dari perawat dan temannya , ia bisa keluar dari paru-paru besi selama beberapa jam dan duduk di bangku roda untuk membahas kasus kliennya.
Banyak orang yang selalu bertanya kepadanya bagaimana caranya ia tetap ceria dan tak mengalah meski tak bisa bergerak selama lebih dari 60 tahun.
Alexander menjawab , "Ini semua dimulai dengan cinta. Orangtua saya membesarkan saya dengan cinta. Mereka mengajari saya untuk tidak pernah menyerah. Mereka mengajari saya pentingnya suatu hubungan. Mereka selalu ada untuk saya."
Sumber: Healthday.com